Jumat, 20 Juli 2012
PUASA YANG TIDAK PERNAH USAI
Matius 4:1-11
Yesus berpuasa selama 40 hari 40 malam! Ketika berpuasa, Yesus mendapat tawaran-tawaran yang menarik. Si iblis, sang pangeran kegelapan pun datang dengan manis. Karena memang iblis tak pernah alpa di setiap kesempatan. Tiga barang menarik langsung saja dipromosikan. Cara menawarkannya pun tak perlu diragukan. Ya, soal kebutuhan hidup. Ya, soal kekuasaan. Ya, soal jaminan keselamatan. Pokoknya barang-barang yang serba menarik. Serba oke! Tapi anehnya… Yesus tidak segera tertarik! Padahal, untuk mendapatkannya tak perlu uang kontan, surat jaminan atau jalan salib segala macam! Asal….. (titik, titik, titik)!Saudara, bukankah barang-barang seperti yang ditawarkan tadi memang menarik? Kalau mau jujur, bukankah barang-barang seperti yang telah disebutkan tadi memang jadi idaman setiap orang? Bahkan mungkin diimpikan siang dan malam? Tapi kenapa Yesus tidak tertarik? Yesus tidak tertarik bukan tawaran barangnya yang kurang menarik. Hanya masalahnya, andai dihitung dengan kalkolator, barangnya tak sehebat harganya! Kenapa? Karena setelah itu, iblis datang menagih rekening: “….. jika Engkau sujud menyembah aku.” (ay. 9b). Ya, memiliki semuanya, tapi juga kehilangan segala-galanya! Inilah yang membuat Yesus tidak tertarik.
I. TAWARAN PERTAMA: KEBUTUHAN HIDUP (ay. 3)
Saudara, tanpa tedeng aling-aling, tawaran iblis yang pertama ini langsung menusuk ke titik paling rawan dalam kehidupan setiap orang. Dan celakanya, tawaran semacam ini memang suatu kebutuhan. Sulit untuk dihindarkan. “….. perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti.” (ay. 3b). Saudara, siapa yang tidak ingin mengganjal perutnya apabila sedang kelaparan? Siapa yang tidak menginginkan harta benda atau uang? Siapa yang tidak memikirkan atap tempat berteduh? Dan siapa yang mengatakan itu salah dan tidak perlu?!
Tapi masalahnya, seperti kata Yesus, bahwa: “… manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” (ay. 4). Tapi, siapa yang tidak merasa memerlukan makanan, pakaian, uang, rumah, pekerjaan, harta segala macam? Nah… nah… nah… justru disinilah masalahnya. Disinilah bahayanya saudara! Sebab apabila hanya demi sesuap nasi orang sampai menjadi pencuri dan memeras. Sampai menghilangkan batas antara milikku dan milikmu. Yang penting dapat mengisi perutku! Bahaya berikutnya, apabila orang tergoda untuk menjadi kaya dan memiliki harta benda, mesti harus menipu dan merampas menghalalkan segala cara. Menjadi lupa daratan dan tidak memiliki jiwa social yang melimpah. Lalu itulah satu-satunya yang dianggap terpenting, satu-satunya yang dianggap paling berharga. Ya, satu-satunya yang dianggap tujuan. Bahkan lebih penting dan berharga dari Tuhan sekalipun!
Saudara, Yesus menolak tawaran iblis bukanlah karena barang yang ditawarkan itu kurang menarik. Tapi masalahnya, ibaratkan barang, mutu rombeng harga selangit! Sebab bila tawaran itu diterima berarti jalan pengampunan bagi dosa manusia tak pernah tercipta. Anugerah keselamatan bagi manusia pun tak pernah ada! Paling-paling Yesus hanya mampu menghilangkan kelaparan jasmani, tetapi tidak sampai menghilangkan kelaparan rohani, yaitu kerinduan semua manusia untuk masuk sorga. Itulah sebabnya Yesus menolak dan menampik tawaran iblis: “… manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” (ay. 4). Masalah yang jasmani memang penting, tetapi bukanlah yang satu-satunya. Itulah yang ingin Yesus ungkapkan!
II. TAWARAN KEDUA: JAMINAN KESELAMATAN (ay. 6)
Tawaran iblis yang kedua ini juga tidak kalah menarik. Bahkan, bukan hanya menarik tetapi juga sangat dibutuhkan. Ya, soal jaminan keselamatan! Jaminan yang membebaskan kita dari segala rasa takut dan kekuatiran. Ya, jaminan yang menempatkan kita berada pada posisi “aman”. Laksana berada di sebuah benteng, aman bebas gangguan. Bukankah ini dapat dikatakan penting dan harus kita dapatkan? Sampai disitu memang kelihatannya suatu tawaran yang menarik. Tapi coba perhatikan sekali lagi dengan cermat apa yang dikatakan oleh iblis: “… mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.” (ay. 6b). Nah, justru disinilah bahayanya. Kenapa? Karena yang ditawarkan iblis adalah jaminan yang serba aman-aman, bebas tanpa ganggunan. Tak ada resiko dan beban-beban. Pokoknya, jalan tol bebas hambatan! Bukan jalan salib, jalan penderitaan segala macam!
Dapat kita bayangkan jika ini sampai terjadi. Yesus tak ubahnya seorang pengkhianat konyol yang lari kesiangan! Tidak kalah bahanya pula bahwa tawaran iblis yang kedua ini sangat menyesatkan. Mempermainkan Tuhan. Berkedok jaminan Tuhan. Alasannya? Karena yang ditawarkan iblis, Tuhan itu kan maha penyayang, maha pengasih, maha pengampun. Tapi celakanya, kita ditawarkan berbuat apa saja, dosa apa saja, karena kan Tuhan maha pengampun?! Ya, apa saja kehendak kita, Tuhan kan maha pengasih, pasti dituruti! Berbuat dosa apa saja itu tidak apa-apa, Tuhan kan maha pengampun?! Lalu bagaimana kalau Tuhan tidak menuruti semua kehendak kita? Nah… nah… nah… disinilah masalahnya. Kita lalu bersungut-sungut dan mencari “tuhan-tuhan” yang lain. Yang penting “tuhan” yang bisa berikan rasa aman. Sesuai keinginan kapan saja diperlukan! Ya, inilah tawaran iblis yang mematikan. Tawaran yang mempermainkan Tuhan. Karena itu Yesus tidak tertarik dan dengan tegas menolak: “… Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu.” (ay. 7b).
III. TAWARAN KETIGA: KEKUASAAN (ay. 9)
Kuasa adalah tawaran iblis yang ketiga. Tawaran yang juga menggoda. Sangat mempesona. Maklum saja, di sana ada sejuta nikmat. Gudangnya kemuliaan, kehormatan, ketenaran segala macam. Manusia macam apa bentuknya bila sampai tak tergiur untuk meraihnya? Atau paling tidak memimpikannya? Saudara, salahkan bila kita memperoleh kekuasaan, kehormatan dan kemuliaan? O, tidak! Yesus sendiri adalah personifikasi dari kekuasaan dan kemuliaan. Ia adalah tuan di atas segala tuan. Raja di atas segala raja! Sang penguasa seluruh jagad raya! Alkitab sendiri menyatakan bahwa Allah juga memperlengkapi manusia dengan embel-embel “kuasa” agar berkuasa atas alam semesta. Benar begitu? Coba baca saja dalam Alkitab: “Berfirmanlah Allah: “Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita, supaya mereka BERKUASA…..” (Kej. 1:26). Kemudian juga dikatakan: “….. penuhilah bumi dan TAKLUKKANLAH itu, BERKUASALAH atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” (Kej. 1:28b).
Saudara, ternyata Alkitab sendiri menganggap “kuasa” itu sendiri baik. Tidak salah. Siapapun boleh memilikinya. Boleh mengejarnya. Bahkan kalau perlu mengejarnya setinggi bintang di langit. Alkitab sendiri juga menganggap bahwa “kuasa” adalah semacam “bonus” khusus bagi manusia, bukan untuk mahluk yang lain. Kekuasaan alias “kuasa”, oh… betapa mulianya! Kekuasaan, oh… alangkah berharganya! Sebab bukanlah dengan kuasa manusia dapat membangun, mengatur, memperbaiki, dan mengelola kehidupan? Tapi anehnya, Yesus tetap tidak tertarik! Apa masalahnya? Masalahnya saudara, bukannya Yesus tidak tertarik atau anti segala bentuk kekuasaan. Tapi yang membuat-Nya tidak tertarik, karena “kuasa” yang ditawarkan iblis bukanlah “kuasa” yang diabdikan untuk pelayanan kemanusiaan. Bukanlah kuasa yang diabdikan untuk mengangkat harkat dan martabat kemanusiaan. Ya, bukan kekuasaan untuk memanusiakan manusia!
Yang membuat Yesus tidak tertarik, karena yang ditawarkan iblis: “… Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika… (titik, titik, titik)!” Ya, jika… titik, titik, titik! Inilah yang membuat Yesus tidak tertarik! Apa pasalnya? Pasalnya… kuasa yang ditawarkan iblis sangat menjerat, mengikat! (“asal Engkau sujud menyembah aku”). Ya, kuasa yang diperbudak. Diperhamba oleh iblis, untuk alat iblis! Ya, kuasa yang ditawarkan iblis adalah kuasa yang dapat menyulap hitam bisa jadi putih. Atau putih bisa jadi hitam. Kuasa yang disalahgunakan demi kepentingan diri sendiri! Kuasa yang menindas dan merusak. Inilah yang Yesus tidak rela. Tak rela menukarkan mahkota kemuliaan penyelamatan bagi manusia yang ada pada-Nya hanya demi sejumput kekuasaan yang sementara. Bila ini sampai terjadi, berarti kehilangan segala yang ada, yaitu hakikat kedirian-Nya sendiri! Inilah yang Yesus tak rela dan tegas menolaknya: “Enyahlah, iblis! Sebab ada tertulis” engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (ay. 10).
Tiga macam godaan yang datang dari pihak iblis ini juga adalah cobaan actual yang terus berlangsung dalam sejarah kehidupan umat manusia. Cobaan yang selalu dihadapkan iblis kepada siapa saja. Mungkin juga dihadapkan kepada saudara dan saya di sepanjang pentas kehidupan kita. Sebagai anak-anak Tuhan, kapan pun tawaran itu datang, seperti Yesus, mestinya kita juga harus berani berkata: “Enyahlah, iblis! Sebab ada tertulis: engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” Saudara, selamat menunaikan ibadah puasa versi Yesus. Puasa yang tak akan pernah usai di sepanjang pentas kehidupan! Dan pastikan kemenangan bila stiap tawaran-tawaran itu datang! AMIN. *(KU).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar