Renungan GKE

Jumat, 20 Juli 2012

MANUSIA HANYA PANDAI MEMPERSALAHKAN, TAPI TUHAN MENYELAMATKAN!


Hakim-hakim 12:1-15

Saya tidak tahu, apa perasaan saudara, jika mengalami peristiwa seperti yang dialami Yefta dalam nas ini. Ia dipersalahkan oleh orang-orang Efraim. Padahal sebenarnya yang ia lakukan belumlah dapat dianggap suatu kesalahan juga. Ada alasannya.Ya, hanya karena ia tidak melibatkan orang-orang Efraim untuk berperang melawan bani Amon. Atas kesalahanya itu, orang-orang Efraim akan membakar rumahnya beserta dengan Yefta. Oh, luar biasa! Padahal, apabila kita mengikuti jalan ceritanya dalam nas ini, apa yang dilakukan oleh Yefta belumlah dianggap suatu kesalahan yang berarti. Ada alasannya kenapa ia maju berperang sendirian bersama orang Gilead melawan bani Amon. Hal itu jelas dari keterangan nas ini: “Aku dan rakyatku telah terlibat dalam peperangan yang hebat melawan bani Amon; lalu aku memanggil kamu, tetapi kamu tidak datang menyelamatkan aku dari tangan mereka.” (ay.2).

Lebih jauh Yefta melanjutkan, “Ketika kulihat, bahwa tidak ada yang datang menyelamatkan aku, maka aku mempertaruhkan nyawaku dan aku pergi melawan bani Amon itu, dan TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tanganku.” (ay.3). jJka saudara sebagai Yefta, apa yang saudara lakukan ketika dalam situasi genting? Sementara pertolongan tak datang-datang, salahkah bila ia membela diri, ketimbang mati konyol sendiri di tengah medan pertempuran? Salahkah yang ia lakukan? Dan sebandingkah hukuman yang akan ditimpakan kepadanya? Oh, itulah manusia! Terkadang hanya bisa mempersalahkan. Bisanya hanya mencari-cari kesalahan.

Saudara, dalam hidup ini kisah pengalaman Yefta juga sebenarnya pengalaman manusia masa kini. Bisa jadi, itu yang saudara alami juga. Sudah melakukan yang benar, tetapi tetap dianggap salah juga. Apalagi bila yang dilakukan itu memang nyata-nyata suatu kesalahan. Oh, tak dapat terbayangkan apa yang terjadi! Ketika dalam keadaan terpuruk, tak ada satu pun yang perduli. Demikian pun yang dialami Yefta. Tetapi ketika sukses, menang dalam pertempuran? Oh, enak saja mengatakan: “Kenapa nda panggil -panggil saya, padahal saya mau membantu waktu itu? Lalu dicarilah kesalananya ini dan itu!

Saudara, itulah dunia nyata kita. Manusia lebih cenderung suka mencari kesalahan sesamanya yg dalam kesempatan tertentu dapat digunakan sebagai senjata untuk menjatuhkannya. Sedangkan Tuhan? Tuhan lebih cenderung selalu mencari kesempatan untuk mencari kebaikan manusia dan mengampuni dosa-dosanya, untuk menyelamatkannya. Karena itu, percaya dan berharaplah kepad aTuhan yang Maha pengasih dan penyayang dengan lebih sungguh. Jika apa yang saudara lakukan adalah sesuatu yang benar, maka tidak perlu berkecil hati bila ada orang yang mempersalahkan. Yakinilah bahwa Tuhan tidak pernah tutup mata di atas sana. Tuhan juga pasti memberkati Anda. AMIN! *(KU).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar